Pasar Hewan Blega Terlihat Ramai Namun Sepi Pembeli Akibat PMK
SalsabilaNews - Tuesday, 07 June 2022 | 06:52 AM



Ketakutan masyarakat akan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan yang jumlahnya kian hari terus bertambah membuat pasar hewan di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, sepi pembeli.
Pasalnya, banyak peternak hewan dari luar daerah tidak berani masuk ke Kabupaten Bangkalan, karena masuk wilayah tertular wabah PMK.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan Ali Makki menuturkan, kasus PMK sudah menyebar di 16 kecamatan. Ada sekitar 664 sapi terkonfirmasi suspek PMK.
Menurut Ali Makki, meskipun kasus PMK sudah merebak dan banyak sapi terkonfirmadi PMK, vaksin untuk hewan berkuku belah belum tersedia. Bahkan, stok obat-obatan yang dimiliki Disnak Bangkalan juga menipis.
“Pencegahan memang satu-satunya dengan vaksinasi. Tapi, sampai sekarang vaksin belum tersedia,” ujarnya.
Untuk mengantipasi dan mencegah bertambahnya kasus, pihaknya akan mencoba mengakses anggaran belanja tidak terduga (BTT). Sementara pengadaan obat-obatan dari Disnak Provinsi masih akan diakses pekan ini.
“Melihat masifnya persebaran virus PMK, kami juga mengimbau aktivitas jual beli sapi di pasar hewan perlu dihentikan sementara. Hal itu perlu dilakukan demi menghentikan pesebaran virus PMK, meski akhirnya volume sapi yang masuk pasar mulai menurun. Kami butuh dukungan semua pihak,” tutupnya.
Moh. Rofi, Koodinator pasar hewan setempat mengatakan, pasar Blega merupakan tempat rujukan masyarakat yang berkecimpung dalam bidang bisnis sapi. Setiap pasaran (Senin), pasar hewan Blega selalu ramai didatangi pembeli bahkan dari luar kota Bangkalan.
Namun menurutnya, wabah PMK yang saat ini sudah menyebar luas membuat para pembeli ketar-ketir untuk membeli sapi. Dampaknya, meski pasar hewan Blega terlihat ramai, tetapi sebenarnya sepi pembeli.
“Pasarnya sekarang cuma ramai pedagang. Pembeli dari luar kota sepertinya mulai takut datang, mungkin mereka juga khawatir kalau beli sapi dari sini akan kena penyekatan di daerahnya,” katanya.
Merosotnya jumalah pembeli terlihat dari karcis retribusi yang biasanya disertakan dalam transaksi jual beli sapi. “Sebelum PMK mewabah, dalam sehari, sapi yang terjual bisa mencapai 200 ekor lebih. Hari ini, karcis retribusi yang keluar berkurang hampir 50 persen,” pungkasnya. (Mukrim)
Next News

Wanita Tanpa Busana yang Meludahi Alquran Ditangkap Polisi di Banyuwangi
9 days ago

Kejari Geledah 2 Lokasi, Terkait Dugaan Korupsi Pajak dan BLUD RSMZ Sampang
14 days ago

KPK Geledah Rumah Dirut Perumda di Bangkalan, Diduga Terkait Kasus Korupsi Bupati Sugiri
16 days ago

Demo Dugaan Malapraktik: Formabes Tuntut Tanggungjawab Hukum, RS Nindhita Siap Buktikan di Pengadilan
2 months ago

Terdakwa Laka di Sampang Divonis 6 Bulan, Kuasa Hukum: Putusan Ini Tidak Sesuai Fakta
3 months ago

Koruptor Pokmas Rp1,5 Miliar di Sampang Divonis 1,5 hingga 3 Tahun, Jaksa Ajukan Banding
3 months ago

Korupsi Kuota Haji 2024, KPK Didesak Segera Tetapkan Tersangka
3 months ago

Kejati Jatim Tetapkan Mantan Pj Bupati Sidoarjo Hudiyono sebagai Tersangka, Ini Kasusnya
4 months ago

Kasus Penipuan Oknum ASN di Sampang, Korban Tuntut Ganti Rugi Rp650 Juta
4 months ago

KPK Tangkap Tangan Wamenaker Noel Ebenezer
4 months ago
