Jumlah Penduduk Miskin di Jatim Turun
Ach. Mukrim - Wednesday, 15 January 2025 | 11:58 PM


salsabilafm.com – Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2024 mencapai 3,893 juta orang. Dibandingkan Maret 2024, jumlah itu menurun 0,089 juta orang. Persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 9,56 persen, menurun 0,23 persen poin terhadap Maret 2024.
Kepala Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Jawa Timur Zulkipli, memaparkan, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2024–September 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 54 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 35 ribu orang.
“Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,12 persen menjadi 6,83 persen. Sedangkan di perdesaan turun dari 13,30 persen menjadi 13,19 persen.”katanya, Rabu (15/1/2025.
Garis Kemiskinan pada September 2024 adalah sebesar Rp547.751,- per kapita per bulan. Dibandingkan Maret 2024, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,17 persen. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2024 sebesar 76,08 persen.
“Pada September 2024, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama,” lanjut Zulkipli.
Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 22,68 persen di perkotaan dan 25,73 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (9,94 persen di perkotaan dan 8,91 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (4,30 persen di perkotaan dan 3,97 persen di perdesaan), telur ayam ras (4,10 persen di perkotaan dan 3,99 persen di perdesaan), Kue Basah (2,69 persen di perkotaan dan 2,13 di perdesaan), Gula Pasir (2,51 persen di perkotaan dan 2,65 persen di perdesaan), Tempe (2,50 persen di perkotaan dan 2,26 di perdesaan), Tahu (2,47 persen di perkotaan dan 2,11 persen di perdesaan), dan seterusnya.
Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan kesehatan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2024–September 2024 antara lain adalah Inflasi September 2024 relatif terkendali sebesar 1,73% (y-on-y). Meskipun demikian, dari Maret-September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,38% yang tergambarkan dari Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 (106,61) terhadap IHK September 2024 (106,21).
“Nilai Tukar Petani (NTP) September 2024 sebesar 116,61, yang turun sebesar 2,09 persen dibandingkan NTP Maret 2024 juga turut berpengaruh,” tutupnya. (*)
Next News

Harga Masih Rendah, Petambak Garam Sampang Tahan Hasil Panen
2 months ago

YLKI: Pemerintah Harus Pastikan Hak Konsumen Beras Terpenuhi
3 months ago

Resmikan SPPG, Bupati Bangkalan: Tingkatkan Gizi dan Ekonomi Lokal
4 months ago

Salurkan Bantuan Beras untuk 2.835 Penerima, Pj Kades Mandangin: Kami Pastikan Sesuai Data
4 months ago

Haji Her Prediksi Harga Tembakau Melonjak Jika Sampai Pertengahan September Tidak Hujan
4 months ago

Pemkab Sampang Fokus Sektor Pertanian dan Pengentasan Kemiskinan untuk Pemulihan Ekonomi 2025
5 months ago

ASN Sampang Dilarang Gunakan Gas Elpiji 3 Kg, Pelanggar Akan Dikenakan Sanksi Tegas
5 months ago

Stok Kelapa Parut di Sampang Langka, Harga Tembus Rp 20.000 per Butir
9 months ago

Warga Keluhkan Harga Cabai Tembus Rp100 Ribu per Kg di Sampang
9 months ago

Cerita Pemilik Warung Madura: Tetap Eksis di Tengah Gempuran Toko E-commerce
10 months ago
