Tradisi Ter Ater Tajin Sorah di Madura: Simbol Kebersamaan dan Solidaritas
Ach. Mukrim - Sunday, 06 July 2025 | 04:46 PM


salsabilafm.com – Madura, khususnya Kabupaten Sampang, memiliki tradisi unik yang tak pernah absen pada bulan Muharram, yaitu Ter Ater Tajin Sorah. Tradisi ini melibatkan saling menghantarkan bubur Suro antar warga, yang menjadi simbol kebersamaan dan solidaritas.
Tajin Sorah, adalah kuliner khas Madura yang disajikan pada bulan Muharam. Bubur beras bersantan ini memiliki rasa yang lezat dan disukai banyak orang. Topping yang digunakan juga bervariasi, seperti potongan telur dadar, daging ayam suwir, tahu, tempe, kacang goreng, dan lain-lain.
Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang, Abd Basith mengatakan, tradisi ini masih terjaga dengan baik di Kabupaten Sampang. Warga secara bergantian membuat bubur Suro yang kemudian dibawa ke balai desa untuk didoakan bersama, sebelum dibagikan ke tetangga, kerabat, dan orang-orang yang membutuhkan.
“Kalau sudah masuk satu Suro, kami buat bubur Sorah. Biasanya kami kumpulkan di balai desa, ada doa bersama dengan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan para kiai. Setelah itu, buburnya kami antar ke tetangga,” katanya.
Dia menjelaskan, Bubur Sorah bukan sekadar hidangan, tetapi menjadi simbol rasa syukur atas nikmat usia, kesehatan, dan rezeki. Tradisi ini juga sarat makna kebersamaan dan kepedulian sosial antar warga. Tradisi ini tidak hanya berlangsung sehari. Di beberapa desa atau kecamatan, tradisi Ter Ater Tajin Sorah bisa berlangsung hingga 10 Muharram.
“Tradisi Tajin Sorah ini memang masih dilestarikan masyarakat Sampang, sebagai bentuk syukur sekaligus menjaga warisan budaya. Ada yang hanya 1 Suro, tapi banyak juga yang sampai 10 Suro,” jelasnya.
Basith menambahkan, selain sebagai ungkapan syukur, tradisi ini juga menjadi bagian dari upaya melestarikan kearifan lokal Madura yang telah diwariskan secara turun-temurun. Pemerintah daerah pun terus mendorong agar tradisi ini tidak hilang ditelan zaman.
“Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya berbagi makanan, tapi juga menjaga tali silaturahmi dan identitas budaya Madura,” imbuhnya.
Menurutnya, ter ater Tajin Sorah memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Madura. Tradisi ini bukan hanya sekedar menghantarkan makanan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan solidaritas antar warga.
“Dengan saling menghantarkan bubur Suro, warga Madura menunjukkan kepedulian dan kasih sayang antar sesama,” pungkasnya. (Mukrim)
Next News

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
8 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
8 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
8 days ago

Diterjang Gelombang Tinggi, Kapal Nelayan Sampang Karam di Pesisir Camplong
8 days ago

Disperta KP Sampang: Harga Resmi Urea Rp90 Ribu, NPK Rp92 Ribu per Sak
8 days ago

Teriak “Kiamat-Kiamat” di Masjid, Pria Diduga ODGJ di Sampang Diamankan Warga
8 days ago

Bareskrim Polri Ungkap Dugaan Illegal Logging di Hulu Sungai Tamiang
8 days ago

Bupati Aceh Selatan Minta Maaf Usai Pergi Umrah Saat Bencana
8 days ago

UTM Beri Beasiswa 10 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatra
8 days ago

Polisi Sita 2 Ekskavator di Bangkalan, Diduga Lakukan Aktivitas Galian C Ilegal
9 days ago
