Penyelesaian Kasus Perundungan di Pamekasan Melalui Diversi, UPTD PPA: Sesuai Amanah Undang-Undang
Redaksi - Sunday, 24 August 2025 | 12:38 PM


salsabilafm.com – Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur memfasilitasi penyelesaian kasus perundungan yang terjadi di salah satu sekolah negeri di wilayah melalui diversi atau perdamaian.
“Ini kami lakukan sesuai dengan amanah undang-undang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak, Nomor 11 Tahun 2012, serta Permendikbud Ristek Nomor 46 Tahun 2023,” kata Tenaga Ahli Divisi Hukum UPTD PPA Kabupaten Pamekasan Umi Supraptiningsih di Pamekasan, Sabtu, (23/8/2025).
Dia menjelaskan, diversi merupakan upaya pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana formal ke proses di luar peradilan pidana.
Menurut Umi, mekanisme tersebut bertujuan untuk mencapai perdamaian antara korban dan anak, menghindarkan anak dari stigma dan perampasan kemerdekaan, serta mendorong partisipasi masyarakat dan menanamkan tanggung jawab pada anak.
“Diversi ini biasanya dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan anak, orang tua/wali, korban, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja sosial, serta hanya berlaku untuk anak yang ancaman pidananya di bawah tujuh tahun dan bukan pengulangan tindak pidana,” katanya.
Dirinya telah memberi masukan kepada tim penyidik Polres Pamekasan untuk menyelesaikan kasus perundungan tersebut melalui diversi. Sebelumnya, Polisi telah melakukan hal itu dengan memanggil para pihak, namun gagal.
“Tapi, kami terus berupaya nanti saat kasus ini dilimpahkan ke kejaksaan dan jika di kejaksaan gagal, maka pihak pengadilan nanti juga bisa mengupayakan,” ujar Umi.
Selain berupaya menyelesaikan kasus perundungan itu melalui diversi, pihaknya juga menerjunkan tim psikolog untuk memberikan pendampingan kepada kedua belah pihak, baik kepada korban maupun pelaku.
“Beberapa orang psikolog sudah kami gerakkan, termasuk pekerja sosial yang memang biasa memberikan pendampingan dalam menangani kasus kekerasan pada anak,” katanya.
Diketahui, kasus dugaan perundungan yang dilaporkan ke Mapolres Pamekasan terjadi di salah satu lembaga pendidikan negeri dan dilaporkan oleh orang tua korban. Pelaku berinisial K, sedangkan korban berinisial S.
Kasus dugaan perundungan ini terdaftar dalam laporan polisi Nomor: STILL/B/298/VIII/2025/SPKT/Polres Pamekasan/Polda Jawa Timur.
Video dugaan perundungan itu terjadi di salah satu ruang kelas dan viral di sejumlah platform media sosial.
Sejumlah pihak telah diperiksa terkait kasus yang terjadi pada 15 Juli 2025 itu, termasuk pelapor. (*)
Next News

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
8 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
8 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
8 days ago

Diterjang Gelombang Tinggi, Kapal Nelayan Sampang Karam di Pesisir Camplong
8 days ago

Disperta KP Sampang: Harga Resmi Urea Rp90 Ribu, NPK Rp92 Ribu per Sak
8 days ago

Teriak “Kiamat-Kiamat” di Masjid, Pria Diduga ODGJ di Sampang Diamankan Warga
8 days ago

Bareskrim Polri Ungkap Dugaan Illegal Logging di Hulu Sungai Tamiang
8 days ago

Bupati Aceh Selatan Minta Maaf Usai Pergi Umrah Saat Bencana
8 days ago

UTM Beri Beasiswa 10 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatra
8 days ago

Polisi Sita 2 Ekskavator di Bangkalan, Diduga Lakukan Aktivitas Galian C Ilegal
9 days ago
