Kisah Pilu Nenek Bi’ah, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Tua Tanpa Listrik
Syabilur Rosyad - Monday, 24 November 2025 | 09:04 PM


salsabilafm.com – Seorang nenek renta terlihat duduk sendirian di gubuk tua beralas tanah miliknya yang mulai rapuh. Tatapan matanya terlihat kosong memandang ke depan. Nenek berusia 75 tahun itu bernama Bi’ah.
Bi’ah hidup sebatang kara di gubuknya di Dusun Bangeran, Desa Barung Gagah, Kecamatan Tambelangan, Sampang. Tanpa sanak saudara, ia tinggal sendirian dengan segala keterbatasan.
Gubuk yang menjadi tempat berteduhnya hanya diterangi satu lampu pijar. Tak ada perabotan satupun di dapur miliknya. Dinding-dinding kayu gubuknya pun mulai rapuh. Setiap hari, nenek renta ini mengandalkan bantuan tetangga dan upah dari bekerja di sawah milik orang lain untuk menyambung hidup.
“Saya tidak punya listrik, numpang satu lampu saja untuk tempat sholat. Biasanya dapat uang buat beli lauk dari tetangga yang pulang dari perantauan,” tutur Bi’ah saat ditemui salsabilafm.com di rumahnya, Sabtu (23/11/2025).
Meski tubuhnya renta dan kulit tangannya kasar karena bekerja keras, Bi’ah tak pernah menyerah. Semangatnya untuk bertahan hidup demi memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat kuat.
“Mau bagaimana lagi, saya tidak punya anak, sudah puluhan tahun ditinggal suami karena meninggal,” cerita Bi’ah dengan suara lirih.
Seperti warga pada umumnya, Bi’ah juga menginginkan tempat tinggal yang lebih layak. Ia ingin merasa aman saat beribadah, tidur, dan beristirahat.
“Karena kadang kalau hujan deras dan angin kencang, rumah saya yang dari anyaman bambu goyang seperti mau roboh,” ucap dia.
Data Tak Terbaca Sistem
Erwin Erwil Syahrial, Kabid Jaminan dan Penaggung Jawab Bantuan Sosial Dinsos PPA Kabupaten Sampang, mengatakan, Nenek Bi’ah sebenarnya telah terdata dalam Kementrian Sosial dengan kategori Desil I atau sangat miskin.
“Seharusnya tercover oleh beberapa bantuan sosial, karean kategori Desil I atau sangat miskin,” ujarnya saat ditemui salsabilafm.com, di kantornya, Senin (24/11/2025).
Dengan kondisi Bi’ah yang memprihatinkan, Erwin menduga ada masalah saat proses penyaluran atau Top Up ke Bank BRI.
“Kami menduga sistem Kabisad Bank tidak membaca nama nenek ini. Makanya KTP dan KKnya harus diperbarui,” ujarnya. (Syad)
Next News

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
8 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
8 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
8 days ago

Diterjang Gelombang Tinggi, Kapal Nelayan Sampang Karam di Pesisir Camplong
8 days ago

Disperta KP Sampang: Harga Resmi Urea Rp90 Ribu, NPK Rp92 Ribu per Sak
8 days ago

Teriak “Kiamat-Kiamat” di Masjid, Pria Diduga ODGJ di Sampang Diamankan Warga
8 days ago

Bareskrim Polri Ungkap Dugaan Illegal Logging di Hulu Sungai Tamiang
8 days ago

Bupati Aceh Selatan Minta Maaf Usai Pergi Umrah Saat Bencana
8 days ago

UTM Beri Beasiswa 10 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatra
8 days ago

Polisi Sita 2 Ekskavator di Bangkalan, Diduga Lakukan Aktivitas Galian C Ilegal
9 days ago
