Fenomena Gerhana Matahari Cincin Tak Dapat Diamati di Indonesia, Ini Sebabnya
Syabilur Rosyad - Wednesday, 02 October 2024 | 08:43 AM


salsabilafm.com – Peneliti Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, fenomena gerhana matahari cincin yang diprakirakan terjadi hari ini tidak dapat diamati di Indonesia. Sebab, kejadian itu berlangsung pada tengah malam sampai dini hari waktu Indonesia.
“Gerhana matahari cincin terjadi di Pasifik sampai Amerika Selatan pada tengah malam sampai dini hari 2-3 Oktober waktu Indonesia. Jadi tidak bisa diamati di Indonesia,” kata Thomas dikutip dari antara, Rabu (2/10/2024).
Ia menjelaskan, fenomena gerhana matahari cincin serupa dengan gerhana matahari pada umumnya. Yakni terjadi ketika posisi bulan menghalangi sinar matahari.
Namun, karena posisi bulan lebih jauh dari rata-ratanya, piringan bulan tampak lebih kecil daripada piringan matahari sehingga bagian tepi matahari hari tampak seperti cincin.
Thomas mengatakan, dampak yang umum terjadi ketika fenomena gerhana matahari adalah peningkatan pasang air laut. Namun, dampak yang disebabkan gerhana matahari tersebut tidak sampai membahayakan.
“Dampak umum dan global gerhana matahari adalah peningkatan pasang air laut tetapi itu tidak berbahaya,” katanya.
Diketahui, Berdasarkan hasil analisa tim Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendapati wilayah yang dapat mengamati Gerhana Matahari Cincin tersebut antara lain di Samudera Pasifik, Amerika Selatan bagian selatan dengan alur pergerakannya melewati Chile bagian selatan dan Argentina bagian selatan.
Ketua Bidang Tanda Waktu BMKG Himawan menjabarkan, fenomena Gerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka, sangat jarang terjadi. Periode untuk lokasi yang sama lebih dari 10 tahun. “Jadi ini bukan fenomena biasa,” ucapnya.
Menurut dia, dampak dari fenomena gerhana Matahari cincin tidak signifikan. “Secara umum seperti penurunan suhu permukaan, intensitas cahaya, dan perubahan pola angin lokal karena sebagian cahaya matahari terhalang oleh bulan, dan perubahan tersebut tidak sedrastis saat gerhana matahari total,” jelasnya. (*)
Next News

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
8 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
8 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
8 days ago

Diterjang Gelombang Tinggi, Kapal Nelayan Sampang Karam di Pesisir Camplong
8 days ago

Disperta KP Sampang: Harga Resmi Urea Rp90 Ribu, NPK Rp92 Ribu per Sak
8 days ago

Teriak “Kiamat-Kiamat” di Masjid, Pria Diduga ODGJ di Sampang Diamankan Warga
8 days ago

Bareskrim Polri Ungkap Dugaan Illegal Logging di Hulu Sungai Tamiang
8 days ago

Bupati Aceh Selatan Minta Maaf Usai Pergi Umrah Saat Bencana
8 days ago

UTM Beri Beasiswa 10 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatra
8 days ago

Polisi Sita 2 Ekskavator di Bangkalan, Diduga Lakukan Aktivitas Galian C Ilegal
9 days ago
