Jika Terbukti Berbahaya, BPOM Akan Tarik Anggur Muscat
Ach. Mukrim - Wednesday, 30 October 2024 | 07:48 PM


salsabilafm.com – Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, anggur Muscat yang banyak beredar di Indonesia akan diteliti lebih mendalam menyusul temuan pestisida di atas batas aman pada anggur Muscat di Thailand.
Menurut Taruna, jika memang ditemukan zat berbahaya, anggur hijau yang manis dan tak berbiji ini akan ditarik dari peredaran.
Hal ini Taruna katakan usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX di gedung DPR RI, Jakarta, pada Selasa (29/10/2024) kemarin. Taruna mengatakan, BPOM akan langsung melakukan sampling ke pasar.
“Badan POM akan menjalankan tahapan berikutnya, yaitu melakukan sampling ke beberapa toko-toko atau pasar-pasar yang bisa berdampak kepada masyarakat,” ujarnya.
Taruna mengatakan, bila ditemukan zat berbahaya seperti pestisida yang di atas ambang aman, maka anggur berwarna hijau tanpa biji nan manis ini menjadi ilegal dan akan ditarik.
“Ya tentu (ditarik kalau ditemukan zat berbahaya), kan dia tidak bisa didistribusikan di Indonesia. Kalau didistribusikan di Indonesia kan berarti termasuk ilegal dan itu bisa ditarik. Jadi, kami akan bertindak dan kami akan koordinasi dengan badan-badan,” tuturnya.
Menurutnya, jika anggur ini sudah dijual bebas di pasar, maka anggur ini menjadi tanggung jawab BPOM. Bila sudah menjadi makanan olahan, maka harus ada izin edarnya.
“(Tanggung jawab) Badan POM kalau dia sudah masuk ke Indonesia dan dipasarkan. Harus ada nomor izin edarnya kalau dia sudah menjadi pangan olahan atau anggur olahan, oke? Itu tanggung jawab kami,” ucapnya.
“Tapi harus dipahami juga bahwa memang untuk kejadian luar biasa keracunan dan sebagainya, lembaga yang selama ini memiliki kompetensi, memiliki otoritas, dan memiliki pengalaman adalah Badan POM. Makanya, kita turun tangan tanpa diperintah,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, pihak Thailand meneliti 24 sampel anggur Muscat. Dari 24 sampel yang diteliti, 23 di antaranya mengandung residu kimia/pestisida di atas ambang aman. Dari 24 sampel, hanya 9 sampel yang mencantumkan asal negara anggur itu, yaitu China.
Heboh di Thailand membuat Malaysia juga bersikap. Kemenkes Malaysia menyatakan, sejauh ini belum ada anggur Muscat yang ditemukan melanggar batas aman pestisida.
Di Indonesia, Muscat dijual Rp 50 ribuan per kg. Anggur ini banyak disukai konsumen karena manis dan tak berbiji. Sementara itu, konsumsi zat kimia pestisida di atas batas aman dapat menyebabkan kanker, kerusakan hati, dan penyakit lainnya. (*)
Next News

6 Buah Ini Bisa Bikin Ginjal Lebih Sehat
9 days ago

Kasus HIV/AIDS 2025 di Sampang Turun, Kadinkes: Stop Stigma dan Diskriminasi
15 days ago

Gagal Ginjal dan TBC Positif Berpotensi Gagalkan Keberangkatan CJH 2026
17 days ago

Kasus HIV di Sampang Turun 52 Persen, Dinkes-KB Gencarkan Edukasi dan Tes Dini
a month ago

Musim Hujan, Dispusip Sampang Buka Layanan Restorasi Arsip Gratis
a month ago

Disnaker Sampang Sebut Program MBG Serap 3.000 Tenaga Kerja
a month ago

5 Cara Paling Sehat untuk Menikmati Buah Apel Menurut Ahli Gizi
a month ago

Diduga Tolak Pasien Anak, Kepala Puskesmas Camplong: Hanya Miskomunikasi
2 months ago

Hari Santri Nasional 2025, PCNU Sampang Hadirkan Cek Kesehatan Gratis di 17 Titik
2 months ago

RS Nindhita Klaim Sesuai SOP, Keluarga Korban: Itu Tidak Benar dan Menyesatkan Publik
2 months ago
